Sempat populer di Indonesia pada era 1990-an, mainan lato-lato mulai banyak dimainkan kembali belakangan ini.
Seperti apa permainan lato-lato?
Bentuk mainan lato-lato cukup sederhana: Dibentuk dari dua buah bola plastik keras, masing-masing berdiameter sekitar 2 inci (5 cm), yang diikatkan dengan tali pada sebuah tab atau pegangan di bagian tengah yang biasanya berbentuk seperti cincin.
Cara memainkan lato-lato
Cara memainkannya juga cukup mudah: Pegang bagian cincin atau pegangan, di mana bagian bawahnya adalah tali yang menggantung dan bola. Kemudian, gerakkan tangan naik-turun, sehingga kedua bola akan saling berayun seperti pendulum, berbenturan, dan menghasilkan bunyi “tek-tek” atau “klak-klak”.
Kunci permainan lato-lato adalah mempertahankan bunyi “klak-klak-klak” selama mungkin. pertama-tama yang perlu dilakukan yaitu memastikan dua bola mengayun dan bergerak berlawanan arah, saling membentur di bawah tangan.
Kemudian, dalam satu momentum, dengan gerakan tangan yang kuat, ayunan bola bisa dibuat hingga 180 derajat, sehingga bola tersebut berbenturan pula di atas tangan, dan menghasilkan bunyi tek-tek dengan tempo yang lebih cepat.
Rahasianya terletak pada gerakan tangan yang tepat untuk memastikan tali tetap lurus atau tidak kendur, sehingga bola tetap berbenturan, dan mengayun teratur di atas dan bawah tangan.
Presiden Jokowi dan Gubernur Ridwan Kamil ikut mencoba memainkan lato-lato
Begitu populernya permainan lato-lato, bahkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, nampak mencoba memainkan lato-lato di sela-sela perjalanan dinas keduanya, seperti yang dapat Anda saksikan melalui postingan akun instagram Ridwan Kamil pada tanggal 28 Desember 2022.
Dalam video postingan, terlihat Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, berusaha untuk menjelaskan cara permainan lato-lato kepada Bapak Presiden.
Nama lain untuk sebutan mainan lato-lato
Di beberapa negara, mainan lato-lato punya sebutan lain. Menurut laman instructables.com, di Amerika serikat sejak akhir tahun 1960-an, mainan ini populer dengan nama Clacker.
Sementara itu, di Italia mainan ini diberi nama Click-clack, menurut laporan The New York Times terbitan tahun 1971 dalam laman nytimes.com.
Permainan Clacker di Amerika Serikat
Permainan lato-lato atau clacker di Amerika serikat sempat diperdebatkan. Menurut laporan The New York Times, pada tahun 1971, di Amerika Serikat bola plastik clacker yang pecah, menjadi pecahan tajam dan beterbangan, mengakibatkan luka pada dua orang anak dan dua orang dewasa.
Setelah peristiwa tersebut, Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) melakukan pengujian di laboratorium untuk mengukur kecepatan dan potensi pecah sebelum memutuskan apakah akan melarang mainan tersebut atau tidak.
Bentuknya mirip senjata berburu hewan
Lato-lato atau clacker memiliki desain yang mirip dengan Boleadora, sejenis senjata lempar yang terbuat dari pemberat di ujung tali yang saling berhubungan, digunakan untuk menangkap hewan dengan cara menjerat kakinya. Senjata ini banyak digunakan oleh para gaucho, koboi Argentina, seperti ditulis dalam halaman qz.com.