Berawal dari tumpukan baju di lemari yang semakin lama menggunung dengan sendirinya lalu kamu mengidamkan rumah yang bersih dan rapi terhindar dari barang-barang ini. Entah dari mana bisa bertambah dan berlipat seperti amoeba. Mana mungkin baju itu bisa berpindah sendiri dari tokonya jika tidak ada yang mengambil dan membeli. Tentu pelakunya adalah diri kamu sendiri. Permasalahan muncul pasti ada solusi. Mungkin saatnya kamu perlu tahu sebuah seni untuk memulai gaya hidup minimalis.
Tidak hanya soal baju, barang-barang di kamar yang setiap hari menjadi ruangan kamu kembali untuk beristirahat, kenapa jadi semakin sempit dan semrawut. Seperti kapal pecah yang berserakan semua barang. Kok bisa ya? Kapan barang-barang ini berpindah tangan? Dan lagi-lagi pelakunya adalah diri kamu sendiri.
Tidak terbayang kan kalau tiap hari kamu harus merapikan semua itu. Belum lagi pekerjaan lainnya yang menunggu. Waktu kamu sangat terbatas, dan kamu juga harus menyelesaikan berbagai aktivitas. Jadi bagaimana supaya semua bisa tetap rapi tanpa mengganggu pekerjaan yang akan kamu lakukan hari ini?
Ada masalah pasti ada solusi. Dan Miss Minimalis, Francine Jane, berhasil menjawab permasalahan ini. Ia menulis sebuah buku yang berjudul “Seni Hidup Minimalis”. Ini adalah terjemahan dari buku yang ditulisnya dalam bahasa inggris yaitu “The Joy of Less”. Buku ini memberikan pencerahan kepada pembaca tentang konsep hidup minimalis yang telah ia lakukan sejak tahun 1999 lalu.
Konsepnya sederhana, berangkat dari pemikiran bahwa kamu hanya perlu menciptakan ruang untuk beraktivitas. Berpikir minimalis berarti kamu menciptakan ruang agar kamu bisa bergerak lebih leluasa. Maka dari penciptaan ruang inilah kamu bisa mengoptimalkan segala sesuatu di sekitar kamu sesuai pada fungsinya.
10 Langkah Memulai Gaya Hidup Minimalis
I believe that minimalism isn’t about emptiness for the sake of emptiness—but rather making room to move freely, think clearly, and open ourselves to the beauty and wonder of life.
Francine Jay
Memulai gaya hidup minimalis tidak perlu dengan perubahan yang sangat besar. Kamu mulai dulu dengan memahami mengenai konsep pola pikir minimalis. Pada buku yang ditulisnya, Francine Jay memberikan gambaran tentang pola pikir minimalis ini yang dirangkum pada satu bab pembahasan yang ringan dan mudah dipahami. Berikut beberapa ulasan singkatnya :
1. Kenali Kegunaan Setiap Barang

Barang-barang yang kamu miliki pasti punya kegunaan masing-masing. Dalam hal ini kegunaan barang dibagi menjadi 3, yaitu barang fungsional, dekoratif, dan emosional. Barang fungsional punya kegunaan dan fungsi untuk membantu aktivitas yang akan kamu lakukan.
Barang dekoratif punya nilai estetik, ada kepuasan dan kebahagiaan tersendiri ketika kamu memiliki barang ini. Sedangkan barang emosional biasanya ada nostalgia dari seseorang di sana. Bisa jadi hadiah, atau barang peninggalan, yang punya cerita di balik barang-barang itu. Tugas kamu sekarang, kategorikan dulu barang-barang yang ada di sekitarmu ini pada 3 fungsi tadi. Langkah selanjutnya akan mudah jika kamu selesai dengan yang satu ini.
2. Barang yang Dimiliki Tidak Mencerminkan Diri

“Kenangan, mimpi, dan cita-cita tidak terbatas pada barang, melainkan ada pada diri kamu. Barang milik kamu bukanlah kamu. Yang menentukan siapa kamu adalah tindakan, pikiran, dan mereka yang kamu cintai.”
Francine Jay
Bagian dalam diri kamu tidak selalu bisa diwakilkan dengan sebuah barang. Jika itu terjadi maka akan semakin banyak barang yang menumpuk tanpa tahu untuk apa sebenarnya kamu masih tetap menyimpannya. Alasan ini akan jauh lebih mudah untuk kamu melepaskan keterikatan dengan suatu barang. Kamu akan menyimpan barang-barang yang paling berharga saja. Jadi semakin banyak barang-barang yang tidak terpakai mudah untuk dikeluarkan.
3. Sedikit Barang = Sedikit Stres

Membayangkan tumpukan barang yang berserakan setelah lelah seharian beraktivitas, dan harus merapikan kembali kekacauan ini tentu akan sangat melelahkan. Apalagi setiap hari ini menjadi rutinitas yang tiada henti.
Menyenangkan jika barang-barang ini bisa dikurangi atau bahkan menghilang dari pandangan. Konsep pentingnya adalah letakkan semua barang pada tempatnya. Ini akan memudahkan pekerjaan kamu di hari-hari berikutnya. Kamu perlu ciptakan ruang agar bisa bergerak lebih leluasa dan terbebas dari kesemrawutan yang kamu ciptakan sendiri.
4. Jadilah “Penjaga Pintu” yang Baik

Tidak ingin kan lemari pakaian kamu tiba-tiba penuh dengan baju, bahkan tidak muat lagi untuk meletakkan tumpukan baju lainnya? Padahal kalau kamu keluar beraktivitas tidak mungkin semuanya dipakai. Hanya itu-itu saja. Lalu kenapa bisa baju sebanyak itu tertampung di lemari pakaian kamu?
Maka dari itu, kamu perlu menjadi “penjaga pintu” yang baik supaya tidak lagi membeli barang baru jika masih ada yang lama dengan fungsi yang sama. William Morris pernah mengatakan,
“Janganlah memiliki barang yang tidak kamu ketahui kegunaannya atau tidak kamu yakini keindahannya.”
Jadi pastikan barang-barang yang kamu beli itu penting untuk kamu miliki. Tanyakan kembali sebelum membeli untuk apa aku membeli ini? Jika tidak benar-benar penting atau urgent tak perlu memasukkannya dalam list belanjaan saat ini.
5. Nikmati Ruang

“Hidup adalah jeda di antara barang”
kamu membutuhkan ruang dan kekosongan untuk mengapresiasi keindahan karena tanpa ruang, yang kamu dapat hanyalah kekacauan dan kegaduhan. Yang kamu butuhkan untuk memiliki kreativitas tak terbatas adalah waktu, ruang, dan kesempatan yang ada. Jika satu hal bisa kamu usahakan dan ciptakan, tentu akan sangat membahagiakan rasanya.
6. Menyukai Tanpa Memiliki

Menerapkan hidup minimalis berarti melawan keinginan untuk menghadirkan tiruan dunia luar ke dalam rumah kamu. Karena nilai keistimewaannya akan berkurang justru saat kamu bisa menikmatinya kapan pun dan sebanyak apapun.
Misalnya saja bagi siapa pun yang menyukai minuman kopi ingin meminum kopi yang diracik sendiri. Maka ia akan membeli satu set peralatan untuk membuat kopi dan menciptakan miniatur kedai kopi yang diinginkannya. Padahal dengan mudah kamu dapat mengunjungi kedai kopi terdekat dengan santai tanpa ribet harus membuatnya sendiri. Mencintai tak harus memiliki itu benar kan? Nah, berlaku juga untuk hal ini.
7. Bahagia dengan “Cukup”

Kebahagiaan akan tercipta ketika kamu berhasil mengatakan “cukup” pada apa yang kamu miliki saat ini. Yang terpenting adalah kebutuhan dasar kamu bisa terpenuhi, rasanya sudah terlampau bersyukur dengan ini.
Pola pikir minimalis juga mencegah kamu untuk melakukan perilaku konsumtif terhadap suatu barang. Jadi keinginan untuk membeli banyak barang dapat ditekan dengan sendirinya jika kamu pahami konsep tentang “cukup” ini. Latih diri kamu untuk mengatakan “cukup” pada banyak hal. Maka kamu akan mengundang bahagia dalam setiap moment hidup kamu.
9. Hidup Sederhana

Konsep utama hidup minimalis adalah membeli sedikit barang, membatasi barang yang kamu beli dan berfokus hanya pada hal-hal esensial adalah cara terbaik untuk meminimalisasi dampak konsumsi kamu. Dengan menekan pembelian barang kamu akan menyelamatkan banyak ruang dalam rumah kamu.
Tidak ada lagi kesemrawutan dengan menambah jumlah barang di rumah. PR kamu sebenarnya justru malah mengurangi barang-barang yang sudah terlanjur masuk dalam rumah kamu agar dapat ruang yang lebih luas untuk beraktivitas. Hidup secara sederhana dengan apa yang kamu punya saja itu sudah cukup membuat kamu bahagia tak terkira bukan?
Pola pikir yang baik tidak akan pernah bisa menjadi sesuatu yang baik jika hanya berhenti di kepala. Siap untuk mengeksekusinya dalam kehidupan nyata? Menjadikan hidup lebih rapi dan sederhana dengan menerapkan seni hidup minimalis.