Perlukah Puasa Media Sosial?

Ilustrasi Media Sosial (Foto oleh Tracy Le Blanc dari Pexels.com)

Kecanggihan media sosial barangkali menjadi sesuatu yang positif atau justru sebaliknya. Dulu, ketika kamu ingin berkomunikasi, hanya dapat dilakukan dengan orang terdekat saja melalui pertemuan langsung. Lalu muncul telepon, jarak bukan lagi penghalang. Dan saat ini hal yang tidak kalah canggih sejak adanya media sosial, dunia rasanya ada di dalam genggaman. Apa yang ingin kamu cari hanya dengan menekan layar saja. Arus informasi begitu cepat diproses, dan kamu jadi terbiasa dengan hal-hal instan dan cepat dalam keseharian.

Keresahan Adanya Media Sosial

Ilustrasi Media Sosial (Foto oleh cottonbro – Pexels.com)

Munculnya media sosial juga mengakibatkan satu penyakit mental yang disebut dengan FoMO (Fear of Missing Out),  atau takut kehilangan moment. Seseorang menjadi takut untuk ketinggalan berita, kecanduan, dan ingin terus terhubung dengan apa yang sedang dilakukan oleh orang lain. Menurut Przybylski, yang melakukan penelitian mengenai FoMO, menjelaskan bahwa FoMO adalah keinginan yang besar untuk tetap terus terhubung dengan apa yang sedang dilakukan oleh orang lain melalui dunia maya. Selain itu, orang menjadi merasa gelisah, takut tertinggal, merasa kurang dibandingkan orang lain setelah melihat apa yang mereka alami lebih baik dari dirinya.

RSPH (Royal Society of Public Health), yaitu lembaga independen untuk kesehatan masyarakat di Britania Raya, Inggris, telah mensurvei bahwa ada sekitar 40% pengguna media sosial mengidap penyakit FoMO. Faktanya yang terbanyak adalah perempuan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki juga mengalami hal ini.

Beberapa hal negatif yang disebabkan ketika kamu terlalu lama bermain media sosial adalah kecanduan, waktu jadi terasa lebih singkat, tidak produktif, kecemasan dan stress, kurang percaya diri, dan berbagai penyakit yang lebih menyerang pada kesehatan mental kamu. Ketika kamu mengalami hal ini, mungkin inilah waktunya kamu memulai untuk berpuasa media sosial.

Bagaimana Caranya Puasa Media Sosial?

Ilustrasi Media Sosial (Foto oleh cottonbro – Pexels.com)

Memang sangat menyenangkan kamu mengetahui banyak hal dan bisa berbincang dengan siapa saja di media sosial. Mengeksplorasi diri dan kebanyakan dari kamu bermain media sosial adalah untuk mengusir sepi, mencari sumber kesenangan, bertukar informasi, membangun relasi, dan lain-lain. Namun tak jarang yang didapat justru sebaliknya, bukannya bahagia kamu malah stres, yang awalnya pelampiasan jadi sumber kecanduan. Sesuatu yang berlebihan pasti tidak akan berdampak baik pada diri kamu.

Jika kamu mengalami gejala di atas, inilah saatnya untuk berpuasa media sosial agar mental kembali netral. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar sejenak menjauh dari media sosial dan hidup lebih bahagia. 

1. Batasi penggunaan Media Sosial

Ilustrasi Membatasi Waktu Bermedsos (Foto oleh Castorly Stock – Pexels.com)

Sadari bahwa hidup kamu yang sesungguhnya jauh lebih berharga daripada hidup di dalam layar dunia maya. Dengan mencoba untuk membatasi interaksi kamu dengan dunia maya, justru kamu akan lebih seru untuk mengeksplorasi hal-hal menarik yang akan kamu temukan di dunia nyata. 

Berinteraksi dengan orang lain secara langsung, belajar sesuatu, menikmati momen kebersamaan yang lebih nyaman, keseruannya lebih terasa daripada hanya berdiam diri memandang layar hp. Selain itu, kamu bisa jadi lebih fokus untuk mengerjakan sesuatu tanpa terdistraksi dengan bermain media sosial. 

Untuk membatasi penggunaan media sosial ini kamu bisa lakukan dengan bantuan beberapa aplikasi, seperti offtime, moment, Flipd, Space, Brain.fm, freedom,  dan aplikasi lainnya yang bisa membantu kamu sebagai alarm bermain media sosial. 

Atau jika bantuan aplikasi tak mampu menahan keinginan kamu untuk bermain gawai dan berselancar di media sosial, mungkin bisa coba letakkan smartphone kamu di area yang sulit untuk digapai, atau titipkan kepada orang lain dan kamu berfokus pada pekerjaan kamu saat ini. 

Beberapa saat kamu mungkin akan merasa kehilangan dan gatal untuk tidak mengecek pemberitahuan di smartphone.  Namun ini hanya sementara saja, nanti akan terbiasa dengan sendirinya. Waktu kamu bisa tersalurkan untuk hal yang lebih positif lagi.

2. Buat To Do List

Ilustrasi to do list (Foto oleh Ivan Samkov – Pexels.com)

Kalau kamu mencoba untuk membuat to-do list  apa yang akan kamu lakukan di hari ini, kamu akan berpikir berkali-kali untuk berjam-jam hanya untuk bermain hp. Coba saja list kegiatan dari bangun pagi sampai tidur lagi, pekerjaan apa yang ingin kamu selesaikan di hari ini, mulai dari yang paling mudah hingga yang susah dan prioritaskan mana yang harus diselesaikan lebih dulu. 

Dengan melakukan hal tersebut, kamu akan sadar bahwa ada banyak hal yang harus kamu selesaikan. Dengan sendirinya alokasi waktu yang biasanya kamu gunakan untuk bermain gawai jadi tersalurkan. Keberhasilan dari to do list ini tergantung pada kedisiplinan di dalam diri kamu. Saat kamu mentoleransi beberapa hal dan tidak disiplin pada aturan yang kamu tetapkan sendiri, yang rugi adalah dirimu sendiri.

3. Lakukan Aktivitas di Luar Bermain Gawai

Ilustrasi Menyalurkan Hobi (Foto oleh cottonbro – Pexels.com)

Coba perlahan-lahan alihkan aktivitas yang biasanya kamu lakukan di media sosial dengan hal lain. Misalnya kamu bisa membaca buku, koran, menyalurkan hobi, berbincang dengan kawan, keluarga, dan rekan kerja. 

Mungkin agak susah ya apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini untuk membebaskan diri dari  bermain gawai. Namun kamu bisa latih diri kamu untuk membatasi diri agar tidak kecanduan media sosial. Gunakan smartphone  seperlunya dan optimalkan untuk kebutuhan yang mendesak saja.

4. Konsultasi ke Psikolog

Jika beberapa langkah di atas masih belum juga membuat kamu terlepas dari kecanduan media sosial, mungkin cara yang satu ini bisa membantu kamu untuk mengatasi masalah yang kamu alami saat ini. Psikolog akan lebih mengerti kondisi yang kamu alami, mencari akar masalahnya, merumuskan solusi yang tepat untuk kamu.

Semoga sedikit tips ini bisa membantu untuk mengatasi masalah dengan media sosial. Saat merasa sudah kecanduan dengannya, coba berhenti sejenak dan pikirkan kerugian apa yang akan kamu hadapi jika kamu larut di dalamnya. Dan pikirkan juga apa yang akan kamu dapat jika kamu berhasil mengatasinya. 

Ada banyak hal baik yang bisa kamu lakukan dari hanya sekadar berselancar di media sosial. Ada orang-orang yang berhasil terlepas dari kecanduan bermain medsos merasa dirinya lebih bahagia menjalani kehidupannya. Misalnya saja Mas Menteri Nadiem Makarim yang telah melakukan puasa medsos selama 2,5 tahun.

Kata Mas Menteri, “Bermedsos itu nggak papa, tapi kamu harus aware dan sadar bahwa ini merupakan hal yang dapat menimbulkan kecanduan seperti rokok maupun alcohol. Dan orang nggak sadar, selain menimbulkan kecanduan, medsos dapat menciptakan perasaan loneliness yang sangat tinggi dan berkontribusi pada kesehatan mental kamu. Saya sudah hampir 2,5 tahun tidak menggunakan medsos, dan itu sangat membantu. Pas keluar dari medsos saya merasa jauh lebih kalem, lebih PD dengan keputusan-keputusan yang saya buat, lebih fokus pada pekerjaan dan keluarga saya. Dan saya merasa lebih secure. Yang paling penting adalah keberanian untuk menjadi diri kamu sendiri. dan itu sangat sulit di dalam ekosistem medsos. Karena di medsos itu kamu melatih diri kamu untuk tidak menjadi diri kamu yang sebenarnya.”

Jadi, gimana menurut kamu? Perlu nggak kamu puasa medsos dari sekarang? Bijak dalam menggunakan waktu dan kesempatan kamu ya. Apalagi di masa muda seperti sekarang ini, gali potensi dan temukan versi terbaik dari dirimu. Semangat! Selamat bertumbuh setiap hari. Jadi lebih baik setiap matahari terbit kembali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *