Life in Balance, Bagaimana Caranya Menyeimbangkan Hidup

Ilustrasi Life in Balance (Foto oleh Shiva Smyth)

Pernahkah kamu mengalami situasi di mana pada saat itu kamu kehilangan arah? Bingung mau melangkah, atau bahkan stuck di moment itu dan akhirnya malah tak melakukan apa-apa. Hal ini wajar saja dialami setiap orang, apalagi di saat kamu mengalami Quarter Life Crisis atau disebut juga QLC. Di usia ini, kamu akan menghadapi berbagai masalah maupun situasi yang baru kamu alami. Momen pendewasaan diri ini akan membuatmu ingin menemukan bagaimana caranya menyeimbangkan hidup untuk beradaptasi pada situasi baru tersebut.  

QLC adalah sebuah periode dalam pendewasaan diri seseorang yang membuatnya mempertanyakan tentang jati dirinya. Biasanya masa ini dialami saat usia 20 hingga 30 tahun. Di usia inilah terkadang seseorang dihantui oleh kekhawatiran, baik tentang masa depannya, karier, relasi, dan kehidupan sosial. Berbagai masalah yang datang saat QLC inilah yang akan membuat pemikiran seseorang menjadi lebih matang. Namun, apa jadinya jika kamu tak menemukan solusi dari permasalahanmu tadi? Maka di sinilah perlunya kamu untuk menyeimbangkan hidup.

Artikel ini akan sedikit memberikan gambaran bagaimana caranya untuk menyeimbangkan hidup. Ternyata setiap individu memang perlu menyadari hal ini. Ada beberapa aspek yang membuat hidup seseorang jadi lebih seimbang. Apa saja yang membuat hidup seseorang seimbang? Nah simak penjelasannya berikut ini.

Cara Menyeimbangkan Hidup, Perhatikan Lima Aspek Ini

Gatut Prasetiyo menuliskan satu buku yang berjudul “Life in Balance”. Buku ini berisi tentang pengalaman hidupnya yang berbagi perspektif soal keseimbangan hidup. Menurutnya, hidup yang seimbang itu perlu memperhatikan 5 aspek keseimbangan ini, yaitu  :

  1. Spiritual
  2. Karier dan keuangan
  3. Hubungan
  4. Sosial
  5. Kesehatan 

1. Aspek Spiritual

Ilustrasi Aspek Spiritual (Foto oleh siddhant bodile – Pexels.com)

Dari aspek spiritual, menurut Gatut Prasetyo nilai-nilai spiritual seseorang terlihat dengan sifatnya yang memiliki integritas, berjuang keras, dan menyerahkan segala hasil akhir kepada Tuhan. Jadi usaha dan doa semuanya diseimbangkan untuk menembus batas yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin di tangan Tuhan. 

Kunci kesuksesan dalam aspek spiritual ini adalah bagaimana hubungan secara vertikal antara seseorang dengan Tuhannya. Koneksi inilah yang akan membantu menyeimbangkan hidupmu. Ada satu nasihat yang mengatakan, “Usaha tanpa doa adalah kesombongan. Dan doa tanpa usaha adalah kebodohan.” Ibadah tetap yang utama, dan usaha juga jadi penentunya. 

2. Karier dan Keuangan

Ilustrasi Karir dan Keuangan (Foto oleh nappy – Pexels.com)

Secara umum, karier dan keuangan ini berhubungan dengan pekerjaan dan jabatan seseorang. Finansial yang menjadi salah satu faktor ketenangan seseorang menjalani kehidupan. Dengan karier dan keuangan yang cukup untuk menghidupi dirinya dan keluarga pasti membuat seseorang merasa lebih tenang.

Sebuah tahapan hidup yang mendewasakan diri ini akan membuat seseorang memiliki orientasi yang berbeda pula dalam memandang rezeki. Kemudian dengan sumber finansial itu, seseorang tahu bagaimana caranya ia mencari dan mengelolanya untuk mencapai kebahagiaan dan keseimbangan hidup. 

Memang tidak semata-mata setiap orang mendefinisikan bahagia hanya karena memiliki uang. Ketika seseorang menemukan definisi bahagia bukan dari banyaknya harta yang ia punya, ini namannya “derajat” hidup seseorang, kata Gatut Prasetyo.

Meskipun misalnya hartanya tidak berlimpah, seseorang mampu memberikan sesuatu kepada orang lain dan menjadi panutan orang di sekitarnya. Kariernya bukan mencari materi atau uang sebanyak mungkin. Namun mencari nilai hidup yang seimbang.

Karier dan keuangan ini juga erat sekali kaitannya dengan passion, skill, dan pengalaman yang dimiliki seseorang. Apa yang kamu pelajari, apa yang kamu sukai, bisa jadi hal ini menjadi modal awal untuk membuka peluang dalam pekerjaan. Jika kamu bisa mengasah dan menggali potensi itu dan terus berusaha, maka gaji pasti akan selalu mengikuti. Begitulah hukum alam akan bekerja, hasil sesuai dengan usaha yang dikerahkan.

3. Hubungan atau Relationship

Ilustrasi Hubungan (Foto oleh Vidal Balielo Jr – Pexels.com)

Aspek yang ketiga adalah soal hubungan. Ternyata hubungan yang terjalin di antara sesama terutama keluarga itu sangat berpengaruh terhadap keseimbangan hidup seseorang. Kalau hal ini kacau, bisa sangat mempengaruhi keseimbangan hidup di aspek yang lain.

Poin yang paling penting di sini adalah komunikasi yang terus dibangun dengan terbuka dan rasa percaya dari setiap anggota keluarga. Supporting system pertama untuk menyeimbangkan hidup masing-masing adalah hubungan yang harmonis di antara anggota keluarga.

Ketika banyak hal yang terjadi di luar sana, keluarga adalah salah satu tim pendukung yang akan membuat seseorang bangkit. Dan segala permasalahan menjadi lebih mudah diselesaikan bersama saat hubungan ini dapat terjalin dengan harmonis. Bahkan hal ini juga akan berdampak pada aspek penyeimbang hidup yang lain.

4. Aspek Sosial

Ilustrasi Aspek Sosial (Foto oleh Leah Kelley – Pexels.com)

Kemudian di aspek sosial yang tidak kalah penting untuk dijaga adalah dengan terus terkoneksi dengan dunia luar. Kamu tidak harus bekerja, bekerja, dan bekerja, mengumpulkan uang dari pagi sampai malam untuk diri sendiri atau untuk menikmati hidup. Kamu juga butuh lho berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia merupakan makhluk sosial, maka setiap orang pasti membutuhkan komunikasi dengan lingkungan di sekamurnya. Terkoneksi dengan dunia luar juga bisa menjadi jalan untuk kamu membangun relasi seluas-luasnya. Kalau punya relasi banyak, jalan buat rejeki pun akan bercabang-cabang. Siapa yang tahu rejeki dari Tuhan itu datang dari arah yang tidak disangka-sangka.

Hidup juga jadi lebih banyak warna kalau kamu bisa mengenal banyak orang di luar sana. Coba saja untuk membuka diri mengikuti berbagai komunitas, aktif di luar rutinitas yang bisa jadi hiburan di waktu luang saat tidak bekerja, membuat project bersama, dan aktivitas lainnya.

5. Kesehatan

Ilustrasi Kesehatan (Foto oleh Jessica Lewis Creative – Pexels.com)

Ternyata memperhatikan kesehatan penting juga untuk keseimbangan hidup. Pola tidur yang teratur, pola makan, pola hidup sehat yang diterapkan dalam keseharian ini juga akan mempengaruhi produktivitas harian. Hal inilah yang membuat kesehatan perlu diperhatikan agar semua berjalan dengan baik. 

Nah demikian tadi lima aspek yang turut berpengaruh terhadap keseimbangan hidup. Memang butuh waktu dan proses untuk menyeimbangkan kelima hal ini, spiritual, finansial, hubungan, aspek sosial, dan juga kesehatan. Ketika masing-masing aspek telah menemukan kondisi yang lebih stabil, maka keseimbangan hidup ini akan lebih mudah dicapai oleh seseorang. 

Bisa jadi kamu masih belum seimbang soal spiritualnya, terkoneksi dengan Tuhan dalam segala keadaan. Menerima takdir juga menjadi salah satu sumber ketenangan. Atau kamu masih belum seimbang masalah finansial. Belum memperoleh pekerjaan, atau masih belum mapan, pengeluaran lebih banyak daripada pemasukan, dan problem yang lainnya. Atau di aspek yang lain. 

Hal ini memang membutuhkan proses yang panjang untuk mencapai titik keseimbangan itu tadi. Yang terpenting adalah arahnya untuk menyeimbangkan hidup sudah mulai terbentuk. Dengan terus berproses, pasti kamu akan sampai pada apa yang diusahakan selama ini. Kuncinya menikmati hidup adalah salah satu hal yang membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah dan indah. Bahagia akan mudah sekali tercipta dengannya. Jadi, mari nikmati hidup dan terus berproses menjadi lebih baik setiap harinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *