Apakah kamu termasuk orang yang percaya bahwa setiap detik adalah kesempatan kamu untuk mengubah hidup? Jika seseorang hidup di masa kini, ia akan beranggapan bahwa setiap waktu adalah peluang untuknya memperbaiki diri. Tentu saja tak semua orang begitu. Ada yang mau berubah menjadi lebih baik, ada juga yang hanya berpasrah pada keadaan. Ini adalah pilihan masing-masing dari kamu.
Ada 3 penyebab yang membuat kamu menjadi manusia yang tidak berkembang. Ketiga hal itu adalah :
1. Fixed Mindset
kamu sering terjebak dengan pola pikir yang negatif. Memandang sesuatu dengan pikiran negatif, lalu menyikapinya dengan perilaku yang kurang baik. Misalnya kamu jadi overthinking pada hal yang seharusnya tidak perlu berputar di kepala menjadi benang kusut yang susah untuk diuraikan. Hal yang memang berada di luar kendalimu. Sangat melelahkan bila memprioritaskan sesuatu yang sebenarnya bisa dikesampingkan. Iya kan?
2. Mengecilkan Peran
Kamu tidak percaya pada diri sendiri, mengecilkan kemampuan diri. Padahal sebenarnya setiap orang pasti punya potensi lho. Asalkan ia mau mencari dan menekuninya.
3. Tekad yang Lemah
Gampang menyerah, kalau ada masalah sukanya mengeluh. Tidak disiplin dengan rencana yang sudah ditulis. Inilah alasan yang biasanya membuat semuanya menjadi berantakan.
Setiap orang pasti pernah bermimpi atau bercita-cita menjadi sesuatu di masa depan. Setidaknya hal inilah yang membuat seseorang berani menghidupkan harapan. Namun jika seseorang memiliki tekad yang lemah, hal ini hanya akan berhenti dalam angan saja. .
Rahasia Agar Hidup Lebih Produktif dan Efektif

Absurditas dalam hidup memang akan selalu ada. Cara seseorang menyikapilah yang menentukan hasilnya bagaimana. Karena sebenarnya, musuh yang dihadapi setiap orang saat ini adalah dirinya sendiri. Yang bisa menyelesaikannya adalah diri kamu sendiri juga.
Sekarang kamu mulai berpikir, mimpi-mimpi besar yang telah kamu rencanakan, yang telah kamu tuliskan, bisakah itu semua diwujudkan hanya dengan menunggu waktu dan kesempatan datang dengan sendirinya? Kalian tahu, rejeki itu harus dijemput, jodoh itu harus dijemput, mimpi pun juga harus dijemput. Bagaimana ceritanya kamu bisa mendapatkannya tanpa berusaha?
Nah, dari sini jadi tahu bahwa kamu harus melakukan sesuatu untuk mencapai tujuanmu. Dalam uraian di atas tadi, mengenai hal-hal yang membuat kamu menjadi orang yang tidak berkembang, adakah hal itu dalam diri kamu saat ini? Jika masih ada, mari diselesaikan dulu.
Jika sudah beres dengan itu, ada beberapa tips di bawah ini yang akan membantumu untuk melejitkan potensi dirimu. Nah, Stephen R. Covey pernah menulis sebuah buku dengan judul ‘7 Habbits of Highly Effective People’. Ia membagikan rahasia agar hidup lebih produktif dan efektif. Pada 7 kebiasaan ini terbagi menjadi 3 hal, yaitu kebiasaan yang berhubungan dengan diri sendiri, lalu dengan orang lain, dan yang ketiga adalah kebiasaan untuk mengembangkan keahlian diri. Berikut ulasan singkatnya:
1. Proaktif (Be Proactive; Principle of Personal Choice)

Tips yang pertama ini, ibaratnya kamu selalu mengambil tindakan bukan hanya sebatas menentukan apa yang ingin dicapai, tetapi juga proaktif dalam merencanakan cara cepat untuk sampai ke sana, usaha konkrit apa yang bisa kamu lakukan untuk mewujudkan mimpi kamu. Intinya adalah mempertanggungjawabkan apa yang dicita-citakan. Orang yang proaktif, tidak pernah menyalahkan keadaan, tapi selalu mengambil tindakan.
2. Menentukan Tujuan yang Ingin dituju (Begin with the End in Mind: Principles of Personal Vision)

Kamu akan membuat jalan pintas agar sampai pada tujuan. Fokus pada langkah-langkah yang membuat impian itu terwujud dan meminimalisir langkah yang tidak perlu bahkan menghalangi kamu sampai pada tujuan.
3. Dahulukan yang menjadi Prioritas (Put First things First: Principles of Integrity & Execution)

Stephen Covey mengumpamakan hal-hal yang menjadi prioritas adalah ‘batu-batu besar’. Kamu bayangkan sebuah ember yang merupakan tempat kamu berkegiatan. Lalu batu itu tadi adalah kegiatan yang kamu lakukan. Ada yang besar, ada pula batu kerikil.
Untuk memenuhi ember, kamu mengutamakan batu-batu besar terlebih dahulu, baru mengisi ruang-ruang kosong di antaranya dengan kerikil. Kalau kerikil terlebih dahulu dimasukkan, batu besar itu tidak akan bisa masuk ke dalam ember. Mungkin bisa, tapi tidak semua. Karena inilah yang menjadi prioritas, harusnya bisa kamu utamakan. Batu-batu besar itulah yang akan sangat berdampak besar pada tujuan kamu.
4. Berpikir Menang-menang (Think Win/win Principles of Mutual Benefit)

Ketiga hal di atas tadi adalah kebiasaan yang kamu bangun pada diri sendiri. Kali ini adalah kebiasaan yang kamu bangun dengan orang lain. Artinya apa win-win principles ini? Kamu harus memperhatikan semua pihak, tidak hanya mementingkan ego masing-masing, tetapi selalu mencari keuntungan bersama dengan orang lain. Semua pihak akan merasa senang dengan semua yang akan dilakukan bersama. Mindsetnya adalah kooperatif, bukan kompetitif.
5. Berusaha Mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand, Then to be Understood: Principles of Mutual Understanding)

Ini sangat penting dalam sebuah relasi, entah dengan teman, sahabat, rekan kerja, atau yang lainnya. Menuntut untuk selalu dimengerti bukanlah hal yang baik. Jika kamu bisa melatih diri dan menekan ego masing-masing untuk mendengarkan dan mengerti terlebih dahulu, semua orang akan merasa senang dan tentu saja dengan senang hati akan mendengarkan dan menerima kamu. Bukankah ini awal yang baik untuk sebuah hubungan panjang yang berkelanjutan?
6. Sinergi (Sinergize: Principles of Creative Cooperation)

Kebiasaan ini perlu dibangun dalam sebuah tim. Agar bekerja menjadi lebih menyenangkan dan membuat nyaman semua pihak. Bekerja dalam tim akan lebih harmonis jika semua elemen mampu bersinergi.
7. Asahlah Gergaji (Sharpen the Saw: Principles of Balanced Self Renewal)

Prinsip yang terakhir ini akan sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kamu. Stephen Covey mencoba untuk mengumpamakan kebiasaan yang dilakukan ini dengan seseorang yang sedang menggergaji sebatang pohon besar.
Lalu berjam-jam lamanya ia menggergaji tanpa henti, tanpa hasil, dan tanpa menyadari bahwa gergajinya ternyata tumpul. Jika saja ia mengambil waktu untuk mengasah gergaji, pasti pekerjaannya akan lebih cepat selesai. Artinya apa? Kamu perlu jeda dalam bekerja. Butuh untuk liburan, mengistirahatkan pikiran sejenak untuk mengembalikan energi yang hilang. Menumbuhkan semangat baru untuk kembali beraktivitas seperti biasanya.
Setelah membaca artikel ini, bagaimana menurutmu? Bisakah kamu mulai langkah konkrit untuk memperbaiki diri hari ini? Motivasilah dirimu untuk terus bergerak dan melakukan perubahan. Langkah kecil akan sangat berarti untuk masa depan kamu.
Responses (2)