Secara harfiah, asertif adalah istilah lain dari “tegas”. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, asertif atau tegas merupakan jenis respons atau perilaku yang paling ideal di antara jenis perilaku lainnya, yaitu submisif atau pasif, dan agresif.
Teruslah membaca penjelasan di bawah ini untuk memahami lebih detail tentang apa itu asertif, serta bagaimana perbedaannya dengan perilaku pasif dan agresif.
Apa itu asertif?
Apa itu asertif? Asertif adalah kemampuan individu untuk mengungkapkan keinginan, kebutuhan, perasaan, dan pikiran atau pendapat secara langsung dan apa adanya dengan tetap memperhatikan dan tanpa menggangu hak orang lain.
Sikap asertif dicirikan dengan sikap berani menyampaikan pikiran, perasaan, pendapat dan keinginan secara apa adanya, langsung, dan tidak bertele-tele karena Anda tahu bahwa Anda tidak bisa mengharapkan orang lain membaca pikiran Anda. Jika ada sesuatu yang mengganggu, Anda mengutarakannya. Jika Anda membutuhkan sesuatu, Anda angkat bicara.
Akan tetapi Anda tahu bahwa orang lain juga berhak untuk menyampaikan kebutuhan dan pendapatnya, berhak untuk mengatakan tidak atas permintaan Anda. Anda memahami bahwa Anda mungkin tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan. Meski begitu, Anda tahu tidak ada salahnya untuk menyampaikan pendapat atau kebutuhan Anda.
Oleh karena itu, dalam menyampaikan kebutuhan dan pendapat, orang asertif melakukannya dengan tenang, tanpa konfrontasi, dan tetap menghormati pendapat dan kebutuhan orang lain. Sekalipun ada perbedaan, Anda menyampaikan pendapat dengan sopan, dan mencari jalan tengah, menawarkan solusi, win-win solution, yang baik bagi kedua pihak.
Perbedaan perilaku asertif dengan pasif
Bagaimana perbedaan perilaku asertif dan pasif? Orang yang berperilaku pasif gagal mengomunikasikan pikiran atau perasaan, keinginan atau kebutuhannya sendiri, dan mengizinkan orang lain untuk membuat keputusan bagi dirinya. Ini terjadi karena Anda memiliki kebutuhan yang kuat agar disukai orang lain, takut ditolak lingkungan, dan menghindari konflik.
Anda sulit mengatakan “tidak” terhadap permintaan orang lain, bahkan saat permintaan itu menyulitkan Anda atau sebenarnya tidak Anda kehendaki. Ketika Anda membutuhkan atau menginginkan sesuatu, Anda takut untuk memintanya karena tidak ingin merepotkan orang lain.
Pada kesan pertama, orang pasif terlihat seperti orang yang murah hati, fleksibel dan sopan. Akan tetapi sebenarnya Anda menemukan diri Anda sebagai orang yang tidak berdaya, banyak kesal, dan dipenuhi kecemasan.
Karena Anda hanya punya sedikit kendali atas kebutuhan dan keinginan Anda, akibatnya Anda merasa tidak berdaya. Kecemasan Anda berasal dari harga diri yang bergantung pada persetujuan orang lain, dari harapan untuk menyenangkan semua orang. Sementara rasa kesal timbul dari kebutuhan dan keinginan yang tak terucapkan.
Anda mungkin merasa bahwa orang lain selalu mengambil keuntungan dan kesempatan dari Anda. Padahal, Anda lah yang membiarkan hal itu terjadi. Yang dikhawatirkan adalah setelah semua perasaan negatif itu menumpuk Anda mungkin mengalami ledakan amarah dan berujung pada tindakan negatif.
Sementara penyebab mendasar dari perilaku pasif seringkali adalah rasa percaya diri dan harga diri yang buruk, dengan sendirinya berperilaku pasif juga makin mengurangi harga diri Anda, dan menciptakan lingkaran setan bagi Anda, saling timbal-balik.
Perbedaan perilaku asertif dan agresif

Seperti apa perbedaan asertif dan agresif? Orang yang berperilaku agresif gagal mempertimbangkan pandangan atau perasaan orang lain. Anda mengabaikan pendapat orang lain, dan menuntut keinginan sendiri secara terburu-buru dengan mengabaikan bahkan menindas hak, kebutuhan, dan perasaan orang lain.
Perilaku agresif identik dengan selalu ingin menang. Bagi Anda, yang terpenting adalah komunikasi atau negoisasi berhasil. Menyakiti orang lain bukan sebagai sesuatu yang negatif. Itu hanya konsekuensi yang tak bisa dihindari dari komunikasi atau negoisasi yang berhasil.
Anda cenderung mendominasi dan berfokus pada diri sendiri. Anda selalu berusaha untuk memaksakan pendapat dan pandangan Anda tanpa bertanya terlebih dahulu pendapat atau pandangan orang lain. Ini Anda lakukan dengan cara berdebat, marah-marah, atau melalui penggunaan manipulasi sosial untuk membuat orang lain menerima pendapat Anda.
Atas semua sikap negatif itu, orang lain mungkin membenci dan menganggap Anda sebagai pengganggu, egois, dan manipulatif. Orang lain yang berinteraksi dengan Anda cenderung merespons dengan perilaku pasif atau agresif juga. Akibatnya, Anda sulit menjalin hubungan yang ideal dengan orang lain, di rumah atau dalam pekerjaan.
Baca juga: Lebih Asertif dengan Langkah-Langkah Sederhana Berikut
Penjelasan di atas, pemahaman apa itu asertif, bagaimana perbedaannya dengan sikap pasif dan agresif, bantu Anda untuk menilai di mana posisi Anda saat ini. Selanjutnya, lihat halaman Lebih Asertif dengan Langkah-Langkah Sederhana Berikut untuk meningkatkan perilaku asertif Anda.
Referensi:
– Brett & Kate McKay dalam artofmanliness.com, Quiet Being a Pushover: How To Be Assertive, diakses 10 Okt 2022
– Skillsyouneed.com, Assertiveness – An Introduction, diakses 11 Okt 2022