Lebih Asertif dengan Langkah-Langkah Sederhana Berikut

Lebih asertif dengan langkah-langkah sederhana berikut
Perilaku asertif dapat dilatih dan dikembangkan

Asertif, istilah lain dari “tegas”, adalah kemampuan individu untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, kebutuhan, dan keinginan secara langsung dan apa adanya dengan tetap memperhatikan dan tanpa menggangu hak orang lain.

Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, asertif merupakan jenis respons atau perilaku yang paling ideal di antara jenis perilaku lainnya, yaitu submisif atau pasif, dan agresif. Kenyataannya, banyak orang, mungkin termasuk Anda, masih kesulitan dan berjuang untuk bisa lebih asertif, bisa lebih berperilaku tegas.

Mesti tidak mudah, bukan berarti tidak mungkin. Kabar baiknya, perilaku asertif bisa Anda latih dan kembangkan. Simak penjelasan di bawah ini tentang langkah-langkah sederhana untuk melatih dan mengembangkan perilaku asertif Anda.

Tips sederhana melatih dan mengembangkan perilaku asertif

Entah saat ini Anda lebih cenderung asertif, pasif, atau agresif, itu adalah hasil perkembangan perilaku Anda sejak usia dini melalui pengamatan dan pengalaman sosial. Lihat halaman Apa Itu Asertif, Bagaimana Perbedaannya dengan Perilaku Pasif dan Agresif untuk memahami lebih detail tentang perilaku asertif, pasif, dan agresif.

Masih ada harapan untuk bisa lebih asertif, lebih tegas. Perilaku asertif adalah keterampilan yang bisa Anda latih, praktikkan, dan kembangkan. Berikut di bawah ini langkah-langkah sederhana yang bisa Anda praktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar Anda bisa lebih asertif.

1. Percaya pada nilai-nilai diri Anda

Percaya diri atau percaya pada nilai-nilai diri adalah dasar untuk bisa lebih asertif. Ini adalah dasar bahwa Anda pantas diperlakukan dengan bermartabat dan hormat, memberi Anda keyakinan bahwa Anda perlu untuk membela hak-hak Anda, melindungi batasan Anda, dan untuk tetap setia pada diri sendiri, keinginan, dan kebutuhan Anda.

2. Berlatih untuk mengatakan “tidak”

Berani mengatakan "tidak" pada permintaan yang bertentangan dengan batasan atau kebutuhan Anda adalah salah satu contoh perilaku asertif.
Katakan “tidak” pada permintaan yang bertentangan dengan batasan atau kebutuhan Anda

Mengatakan “tidak” atas permintaan yang bertentangan dengan batasan atau kebutuhan Anda adalah latihan terbaik untuk lebih asertif. Pada awalnya, ini mungkin menimbulkan rasa cemas, tetapi pada akhirnya itu akan terasa melegakan bagi Anda.

Apakah beberapa orang akan kecewa ketika Anda menolak permintaannya? Mungkin. Tetapi ingat bahwa selama Anda mengatakan “tidak” dengan cara yang penuh perhatian dan sopan, Anda tidak bertanggung jawab atas reaksi orang lain.

Jika Anda merasa bersalah saat mencoba untuk menjadi lebih tegas, ingatlah bahwa mengatakan “tidak” pada suatu permintaan bukan berarti Anda menolak orang tersebut.

3. Pilih kata-kata yang sederhana dan langsung

Buat permintaan dan pendapat Anda tetap sederhana dan langsung. Hal ini untuk menghindari salah tafsir, dan keraguan orang lain atas permintaan atau pendapat Anda. Tidak perlu penjelasan yang rumit, cukup katakan saja dengan sopan.

4. Mulai dengan kata “saya” di awal kalimat, bukan “Anda” atau “kamu”

Saat mengajukan permintaan atau menyatakan ketidaksetujuan, susun kalimat Anda dengan cara meletakkan kata “Saya” sebagai subjek di awal kalimat. Ini untuk menghindari perilaku agresif, perilaku menyerang orang lain. Upaya ini mencegah Anda dari bersikap menuduh atau menafsirkan perilaku orang lain.

Simak penjelasan berikut: daripada mengatakan, “Kamu sangat tidak pengertian, Anda tidak tahu betapa sulitnya hari saya, mengapa kamu meminta saya untuk melakukan semua tugas ini?” lebih baik katakan, “saya lelah hari ini, saya mengerti Anda ingin hal-hal ini dilakukan, tetapi saya tidak akan bisa melakukannya sampai besok”.

5. Gunakan bahasa tubuh dan nada yang percaya diri

Percaya diri lah saat mengajukan permintaan atau menyatakan pendapat. Berdiri tegak, tersenyum atau pertahankan ekspresi wajah netral, serta pertahankan kontak mata. Anda perlu tetap tenang. Bernapaslah dengan normal. Juga pastikan untuk berbicara dengan jelas dan cukup terdengar ketika Anda menyampaikan pesan.

6. Tidak perlu merasalah bersalah

Tidak perlu merasa bersalah karena Anda mengungkapkan kebutuhan, keinginan, atau hak Anda. Tidak ada alasan untuk merasa bersalah atau malu karena mengungkapkan kebutuhan atau keinginan, kecuali jika Anda meminta sesuatu yang tidak masuk akal. Jadi, berhentilah meminta maaf saat Anda mengajukan permintaan. Mintalah dengan sopan dan tunggu bagaimana tanggapan orang lain.

7. Kenali perbedaan situasi

Ketegasan bersifat situasional dan kontekstual. Kesalahan umum yang mungkin Anda lakukan ketika menjadi lebih asertif adalah mencoba bersikap tegas sepanjang waktu. Mungkin ada kasus ketika bersikap tegas tidak akan membawa hasil positif, dan mengambil sikap yang “agak” agresif atau “agak” pasif adalah pilihan yang lebih baik.

Bagaimana Anda tahu kapan harus atau tidak harus bersikap asertif? Robert Alberti dan Michael Emmons, penulis buku Your Perfect Right, memberikan beberapa pertanyaan yang bisa jadi pertimbangan Anda sebelum memilih untuk bersikap asertif:

  • Seberapa penting (kebutuhan atau pendapat) itu bagi Anda?
  • Apakah Anda mencari hasil tertentu atau (kebutuhan atau pendapat) itu hanya untuk mengekspresikan diri?
  • Apakah (kebutuhan atau pendapat) itu akan menghasilkan sesuatu yang positif? Mungkinkah menegaskan diri sendiri memperburuk keadaan?
  • Apakah Anda akan seperti mengabaikan diri sendiri jika Anda tidak mengambil tindakan?
  • Apa kemungkinan konsekuensi dan risiko realistis dari kemungkinan pernyataan kamu?

Baca juga: Apa Itu Asertif, dan Perbedaannya dengan Perilaku Pasif dan Agresif

Ketegasan membutuhkan waktu, latihan, dan praktik terus-menerus. Jangan berpikir Anda akan secara ajaib menjadi lebih asertif hanya dengan membaca artikel ini. Pada awalnya, karena belum terbiasa, latihan ini mungkin menimbulkan rasa kurang nyaman bagi Anda dan orang-orang di sekitar Anda.

Tetaplah gigih mempraktikkan tips sederhana di atas, Anda akan menerima hasil yang baik dari upaya Anda. Jika diperlukan, Anda dapat mengikuti pelatihan asertif dari tenaga profesional yang bisa jadi bantuan tambahan.

Referensi
– Brett & Kate McKay dalam artofmanliness.com, Quiet Being a Pushover: How To Be Assertive, diakses 12 Nov 2022
Masterclass.com, How to Be Assertive: 10 Tips for Becoming More Assertive, diakses 12 Nov 2022
– Mindtools Content Team dalam mindtools.com, Assertiveness, diakses 13 Nov 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *