Cara Membentuk Kebiasaan Baru, Menurut Penulis Buku Laris

cara membentuk kebiasaan baru
Cara membentuk kebiasaan baru, menurut James Clear (gambar oleh Drew Beamer dalam unsplash.com)

Betul memang, cara membentuk kebiasaan baru tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Untungnya, selalu ada jalan bagi orang yang mencarinya.

Penulis buku Atomic Habits: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones, James Clear, membagikan langkah-langkah bagaimana menambahkan kebiasaan baru yang bermanfaat ke dalam keseharian kita guna meningkatkan kualitas diri kita.

Cara membentuk kebiasaan baru untuk peningkatan diri

James Clear menyampaikan penjelasannya melalui acara Clear at ConvertKit Craft + Commerce yang ditayangkan dalam akun youtube ConvertKit. Berikut adalah rangkuman penjesannya, cara membentuk kebiasaan baru, bagaimana memulai, dan mempertahankannya.

1. Membuat rencana yang jelas

Langkah awal cara membentuk kebiasaan baru tidak cukup hanya dimulai dari motivasi dan kemauan saja. Kita juga perlu membuat rencana yang jelas tentang “di mana, kapan, dan bagaimana” itu diterapkan dalam keseharian kita.

Clear menjelaskan, “Jika saya hanya ingin menulis, jika saya hanya ingin bermeditasi, jika saya ingin berolahraga, maka saya akan melakukannya. Namun kenyataannya, (orang) tidak memiliki rencana untuk itu, jadi mereka bangun setiap hari sambil berpikir: Saya ingin tahu apakah saya akan merasa termotivasi untuk menulis hari ini? Saya ingin tahu apakah saya akan merasa termotivasi untuk berolahraga hari ini?”

Tanpa rencana yang matang, sulit menambahkan kebiasaan baru tersebut ke dalam keseharian kita. Clear kemudian menyarankan juga untuk memikirkan apa kira-kira hambatan yang mungkin bakal menghalagi kita dalam menerapkan kebiasaan baru tersebut. Ini agar kita dapat lebih dulu mengantisipasinya.

2. Menciptakan atmosfer atau lingkungan yang mendukung

Karena lingkungan mempengaruhi kemungkinan kita dalam mengadopsi kebiasaan baru, Clear menyarankan agar kita berinisiatif menciptakan atmosfer atau lingkungan yang mendukung terbentuknya kebiasaan baru tersebut.

“Rancang sesuatu untuk membuat perilaku baik Anda lebih mudah dan perilaku buruk Anda lebih sulit dilakukan,” saran Clear. “Saya belum pernah melihat seseorang berpegang pada kebiasaan positif secara konsisten di lingkungan yang negatif.”

3. Cara membentuk kebiasaan baru: lakukan dan nikmati prosesnya

cara membentuk kebiasaan baru
Cara menciptakan kebiasaan baru (gambar oleh Q. Hưng Phạm dalam pexels.com)

Selama kita melakukan kebiasaan baru, daripada berfokus pada tonggak atau pencapaian tugas, James mengajak kita untuk fokus pada garis start.

“Jika Anda dapat mengoptimalkan garis start—buatlah semudah mungkin untuk memulai dan memasukkan repetisi Anda, sering kali hasilnya hanya datang sebagai hasil alami,” jelas James.

Pada tahap ini, cara membentuk kebiasaan baru bukan lah fokus pada hasil. Akan lebih baik jika kita menikmati saja prosesnya. “Anda tidak naik ke level tujuan Anda. Anda masuk ke level proses Anda,” tambah Clear.

4. Menyukai kebiasaan baru

Agar kita dapat mempertahankan kebiasaan baru ini dalam aktivitas sehari-hari, kita perlu menyukai pengalaman tersebut. Sebab, kita cenderung mengulangi suatu perilaku kalau kita menyukainya.

Clear menekankan, “Anda perlu merasakan imbalan di sepanjang jalan. Jika kita tidak menikmati pengalaman selama ini, kemungkinan besar kita tidak akan bertahan dengannya.”

Ketika setiap hari kita melakukannya, itu seperti kita menambahkan di alam bawah sadar kita bahwa kita menyukai kebiasaan baru tersebut.

“Jangan memutuskan rantai,” pesan Clear. Tidak peduli bagus atau buruk hasil yang kita kerjakan dari melakukan kebiasaan baru itu, asal jangan putus rantainya. Kita diminta untuk konsisten setiap hari melakukan kebiasaan yang ingin kita tambahkan itu ke dalam keseharian kita.

5. Langkah terakhir cara membentuk kebiasaan baru: temukan identitas baru

Langkah terakhir dari cara membentuk kebiasaan baru yaitu dengan upaya menciptakan identitas baru diri Anda. Dengan demikian Anda punya keyakinan baru tentang diri Anda.

“Tujuannya bukan untuk membaca buku; tujuannya adalah menjadi pembaca. Tujuannya bukan untuk menulis buku atau menulis artikel; itu untuk menjadi penulis,” koreksi James.

Identitas diri baru ini diverifikasi dari bukti-bukti konsistensi penerapan kebiasaan baru dalam keseharian kita. Makin konsistensi, identitas baru diri kita makin terkonfirmasi. Akhirnya, perubahan nyata bukanlah tentang perilaku atau hasil, tetapi tentang siapa diri Anda.

Baca juga: Belajar dari Kesalahan dan Menjadi Lebih Baik

Harapannya, dengan memahami cara membentuk kebiasaan baru yang bermanfaat dan menerapkannya dalam keseharian, itu dapat meningkatkan kualitas diri kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *