Kata-Kata Quotes Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci ANgin, Tere Liye

kata-kata quotes daun yang jatuh tak pernah membenci angin

Seperti Tere Liye yang kita kenal, ia selalu berhasil menyulap kata-kata baku biasa jadi ungkapan-ungkapan indah. Sayang untuk dilewatkan, Pembaharu merangkum kata-kata quotes dari salah satu novel terbaiknya, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

Setelah menamatkan semua halamannya, untuk mengingatnya kembali, barangkali yang kamu butuhkan adalah catatan kata-kata quotes Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Khusus buat kamu, di bawah ini catatan terbaiknya. Simak ya.

Kata-kata quotes Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahamim pemahaman yang tulus.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Berdosakah aku mencintai malaikat kami? Salahkah kalau di antara perhatian dan sayangnya selama ini kepada Ibu, adikku, dan aku sendiri, perasaan itu muncul mekar?” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun… daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Cinta tak harus memiliki. Tak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Dia memang sangat sempurna. Tabiatnya, kebaikannya, semuanya. Tetapi dia tidak sempurna. Hanya cinta yang sempurna.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Sebenarnya penjelasan yang lebih baik adalah karena aku sering kali berubah pikiran. Semuanya menjadi absurd. Bukan ragu-ragu atau plintat-plintut, tetapi karena memang itulah tabiat burukku sekarang, berbagai paradoks itu. Bilang iya tetapi tidak. Bilang tidak, tetapi iya. Terkadang iya dan tidak sudah tidak jelas lagi perbedaannya.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Benci? Entahlah. Tak mungkin membenci tapi masih rajin bertanya. Atau memang ada benci jenis baru?” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Benarlah kata orang-orang, prinsip hidup itu teramat lentur, Prinsip itu akan selalu berubah berdasarkan situasi yang ada di depan kita, disadari atau tidak.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“… pria selalu punya masalah komitmen pada detik-detik terakhir …” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Dia datang begitu saja. Menelusuk hatiku. Tumbuh pelan-pelan seperti kecambah disiram hujan. Aku sungguh tidak pernah menginginkan semua perasaan ini. Aku mencintainya. Itulah semua perasaanku.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“… Orang-orang yang sedang jatuh cinta memang cenderung menghubungkan satu dan hal lainnya. Mencari-cari penjelasan yang membuat hatinya senang …” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Tuhan, semua takdir-Mu baik…. Semua kehendak-Mu adalah yang terbaik….” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Dari lantai dua toko buku paling besar di kota ini, kalian bisa melihat dengan leluasa pemandangan jalan besar yang ramai persis di depannya, juga jalan paling besar di kota ini. Jalan itu dibelah pembatas setinggi satu jengkal. Ada lampu putih bundar setiap beberapa meter di pembatas jalan itu, serta pot semen dengan rumpun bunga, meskipun terlihat tak cukup rimbun. Lampu putih bundar itulah yang terlihat indah. Berbaur dengan ratusan siluet cahaya lampu mobil.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Kebaikan itu memang tak selalu harus berbentuk sesuatu yang terlihat.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Berbeda kalau kalian datang ke restoran cepat saji. Mereka akan memutar lagu-lagu cepat. Mengondisikan agar kalian makan cepat-cepat dan segera enyah dari restoran mereka. Karena ada banyak tamu yang membutuhkan meja kosong sedang menunggu di luar, apalagi saat lunch hour atau dinner, musik yang mereka putar semakin cepat.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Toko buku ini memutar lagu ringan dengan tempo lambat. Licik memang. Lagu jenis itu disengaja. Juga oleh kebanyakan toko-toko retail modern besar lainnya, seperti supermarket dan toserba. Apalagi kalau bukan untuk menyugesti pengunjung sehingga berbetah-betah berkeliling dan belanja lebih banyak.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Membekukan seluruh perasaan. Mengkristalkan semua keinginan. Malam ini, semua cerita harus usai.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Pria selalu punya ruang tersembunyi di hatinya. Tak ada yang tahu, bahkan percayakah kau, ruang sekecil itu jauh lebih absurd daripada seorang wanita terabsurd sekali pun.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

“Dalam urusan perasaan, di mana-mana orang jauh lebih pandai “menulis” dan “bercerita” dibandingkan saat “praktik” sendiri di lapangan.” ― Tere Liye, dalam novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

Temukan juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *